Pengertian healing Yang Sering Salah Diartikan

Pengertian healing Yang Sering Salah Diartikan

Hotelnella – Istilah “healing” belakangan ini sering muncul dalam percakapan sehari-hari, terutama yang berkaitan dengan kegiatan bepergian atau liburan. Banyak orang menggunakan kata ini untuk menggambarkan aktivitas jalan-jalan ke tempat wisata sebagai bentuk pemulihan diri.

Padahal secara harfiah, “healing” berasal dari bahasa Inggris yang berarti penyembuhan. Menurut Cambridge Dictionary, healing adalah proses menjadi sehat kembali, baik setelah mengalami luka fisik maupun kondisi emosional yang menyakitkan. Bisa juga berarti membuat seseorang kembali sehat secara fisik atau mental.

Dengan begitu, healing mencakup proses penyembuhan secara menyeluruh—baik tubuh maupun perasaan. Tak hanya soal fisik yang pulih, healing juga merujuk pada membaiknya kondisi batin setelah mengalami tekanan, stres, atau pengalaman buruk.

Fenomena penggunaan kata ini dalam konteks liburan menggambarkan bagaimana aktivitas tertentu bisa menjadi sarana untuk memulihkan diri dari kelelahan atau beban pikiran. Untuk memahami lebih dalam arti healing, artikel ini merangkumnya dari berbagai sumber seperti dikutip dari Hotelnella.net, Rabu (27/12/2024).

Healing Menurut Psikologi

Seperti dijelaskan sebelumnya, healing adalah proses penyembuhan. Dalam konteks fisik, healing berarti pengobatan atau perawatan untuk membantu seseorang pulih dari sakit, seperti melalui pengobatan, perawatan luka, operasi, atau tindakan medis lainnya.

Namun dalam ranah psikologi, healing memiliki makna yang lebih luas. Ada beberapa istilah yang berkaitan, seperti mental healing, self healing, dan trauma healing.

Menurut American Psychological Association, mental healing adalah proses meredakan gangguan mental atau fisik dengan memanfaatkan kekuatan pikiran. Metodenya bisa meliputi visualisasi, sugesti, atau manipulasi energi secara sadar. Ini adalah pendekatan non-medis yang fokus pada pikiran sebagai alat penyembuhan.

Sementara self healing mengacu pada kemampuan seseorang untuk menerima kondisi diri sendiri, termasuk pengalaman buruk, dan memberikan kasih sayang pada diri. Psikolog menyebut self healing sebagai langkah awal untuk berdamai dengan diri sendiri.

Adapun trauma healing adalah proses pemulihan dari pengalaman traumatis, agar seseorang bisa kembali menjalani hidup tanpa terus-menerus dibayangi kejadian tersebut. Trauma bisa disebabkan oleh banyak hal—mulai dari kekerasan, kecelakaan, bencana, hingga kehilangan orang tercinta.

Meski berbeda fokus, ketiga istilah itu menunjukkan satu hal yang sama: healing adalah proses pemulihan mental dan emosional agar seseorang bisa merasa lebih baik dan menjalani hidup dengan lebih sehat secara psikologis.

Tahapan Untuk Healing

Kondisi krisis merupakan hal yang sering membuat seseorang merasa sedih, depresi, atau mengalami gangguan mental atau emosi lainnya. Sayangnya, tidak ada kehidupan yang tidak memiliki masa krisis. Krisis seperti kematian orang tua atau pasangan, perceraian, kegagalan, dan sebagainya merupakan hal yang dapat memicu stres tingkat tinggi.

Tak hanya stres, kadang kejadian semacam itu sering menimbulkan luka batin yang sangat mendalam, sehingga seseorang bisa merasa begitu sedih yang tak berkesudahan hingga menjadi putus asa. Perasaan semacam itu merupakan bagian dari proses healing atau penyesuaian. waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses tersebut bisa bervariasi, setiap orang beda-beda.

Namun secara umum, setiap orang melalui lima tahap healing. Lima tahap healing tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kesedihan dan Penyangkalan

Kesedihan adalah penderitaan emosional yang intensif yang disebabkan oleh suatu kejadian yang sangat menyedihkan, biasanya adalah kehilangan. Ini bisa menjadi hasil dari desersi dan penolakan. Sebelum dapat menerima kesedihan, seseorang biasanya akan menyangkal bahwa kejadian menyedihkan yang ia alami tidak pernah terjadi. Penyangkalan adalah pertahanan manusia normal terhadap pengalaman emosional yang menyakitkan yang sulit diterima.

2. Kemarahan

Kemarahan biasanya muncul setelah tahap kesedihan dan penyangkalan. Selama tahap ini kita bertanya pada diri sendiri tentang alasan mengapa hal menyedihkan terjadi pada diri kita. Individu yang bercerai dan berpisah sering mengejutkan diri mereka sendiri dengan kemarahan yang mereka ungkapkan atas kehancuran hubungan perkawinan mereka.

Perasaan ini ada pada orang yang memulai tindakan perceraian maupun pasangannya. Menyadari bahwa dan mengakui kemarahan dapat membantu Anda untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.

3. Tawar-menawar

Setelah mengatasi kemarahan, seseorang biasanya berpikir tentang bagaimana jika sebelum kejadian yang menyedihkan terjadi, dia mengambil keputusan yang sebaliknya. Misalnya, seseorang mungkin berkata, “Saya berjanji tidak akan menyakiti Anda lagi jika Anda memberi saya kesempatan lagi,” atau “Saya tidak akan bercerai jika Anda hanya pergi ke konseling.”

4. Depresi

Depresi adalah kemarahan yang tidak terekspresikan yang diarahkan ke dalam diri. Ini berlaku untuk individu pasif yang percaya bahwa mereka tidak dapat melakukan apa pun untuk meringankan penderitaan mereka. Depresi muncul saat seseorang mengalami kehilangan harga diri. Ini adalah tahap yang paling sulit untuk dilalui, dan membuat seseorang merasa lelah. Kemarahan pasif perlu diubah menjadi kemarahan aktif dengan mengungkapkannya. Ini memungkinkan kita untuk melihat sesuatu dengan lebih objektif.

5. Penerimaan

Penerimaan bukanlah tahap yang membahagiakan. Tahap ini membuat perasaan kosong, seolah-olah rasa sakit sudah hilang, perjuangan sudah selesai dan saatnya istirahat. Pada tahap inilah keyakinan berkembang dan diikuti pertumbuhan.

Dari penjelasan mengenai lima tahap healing tersebut, dapat dipahami bahwa healing adalah proses atau upaya seseorang untuk membuat perasaan, emosi, atau mentalnya yang terganggu, menjadi lebih baik.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *