Hotelnella – Terletak di Dusun Logantung, Desa Sumberejo, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul, Sendang Beji Logantung bukan sekadar sumber air biasa. Mata air ini menyimpan nilai spiritual tinggi dan menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat setempat.
Air dari sendang ini dipercaya memiliki khasiat penyembuhan, serta dianggap keramat oleh warga sekitar. Keyakinan ini diperkuat oleh tradisi dan legenda turun-temurun yang menyertai keberadaan sendang tersebut.
Legenda dan Ritual Kesakralan
Keberadaan Sendang Beji Logantung diyakini berkaitan dengan Kyai Panjang Mas, seorang tokoh spiritual yang konon pernah muncul dalam mimpi seorang warga. Dalam mimpi tersebut, muncul sosok tinggi besar berpakaian serba hitam yang memperingatkan bahwa kawasan itu bisa berubah menjadi lautan jika sumber mata air tidak ditutup dengan kepala kerbau dan ijuk batang aren.
Selain itu, sosok tersebut juga mengamanatkan pentingnya pelaksanaan ritual sedekah bumi tahunan untuk menjaga keseimbangan alam dan terhindar dari malapetaka. Masyarakat pun menerima pesan tersebut sebagai petunjuk leluhur, dan sejak saat itu, mereka rutin menggelar ritual Sadranan sebagai bentuk penghormatan dan pelestarian budaya.
Rangkaian Ritual Sadranan
Ritual Sadranan diadakan setiap tahun pada bulan Ruwah dalam kalender Jawa, tepatnya pada hari Rabu Pahing. Prosesi ini diawali dengan penyiapan sesaji berupa tumpeng, nasi gurih, ayam ingkung (ayam utuh yang dimasak), bunga telon, serta hasil bumi dari ladang warga.
Sajian tersebut kemudian diarak secara adat dari rumah kepala dusun menuju sendang, sambil diiringi berbagai kesenian tradisional seperti jaranan, reog, dan hadrah, menciptakan suasana sakral sekaligus meriah.
Sendang Beji Logantung tak hanya menjadi saksi nilai-nilai spiritual dan budaya, tetapi juga simbol keharmonisan antara manusia dan alam. Keberadaan sendang ini terus dijaga, tak hanya sebagai sumber kehidupan, tetapi juga sebagai warisan tak ternilai bagi generasi mendatang.
Sadranan di Sendang Beji Logantung: Harmoni Spiritual dan Sumber Kehidupan
Kepercayaan masyarakat terhadap Sendang Beji Logantung tak hanya sebatas pada fungsi fisiknya sebagai sumber air, tetapi juga pada nilai spiritual yang menyertainya. Terletak di Dusun Logantung, Desa Sumberejo, Kecamatan Semin, Gunungkidul, sendang ini diyakini sebagai tempat bersemayamnya kekuatan gaib.
Air dari sendang ini, khususnya yang diambil saat ritual Sadranan, dipercaya memiliki khasiat penyembuhan. Kepercayaan tersebut diwariskan secara turun-temurun, memperkuat keyakinan bahwa alam dan manusia harus hidup dalam harmoni yang dijaga melalui tradisi leluhur.
Makna dan Nilai Sadranan
Ritual Sadranan bukan sekadar tradisi tahunan. Lebih dari itu, ia menjadi sarana untuk menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan leluhur. Prosesi ini juga dipandang sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan spiritual, sebagaimana tertuang dalam prasasti Trisoka yang berada di sekitar sendang. Prasasti tersebut memuat pesan agar manusia senantiasa mencari kebenaran sejati dalam hidupnya.
Tradisi ini juga berperan sebagai pemersatu warga, mempererat hubungan sosial dan memperkuat identitas budaya masyarakat sekitar.
Sumber Kehidupan yang Tak Pernah Kering
Sendang Beji Logantung memiliki debit air yang stabil sepanjang tahun, bahkan di musim kemarau. Hal ini menjadikannya sebagai penopang utama pertanian di wilayah sekitar, mengairi sawah dan tegalan warga secara konsisten.
Selain nilai spiritual dan ekologis, pelaksanaan Sadranan juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Beberapa warga memanfaatkan momen ini untuk berjualan makanan tradisional dan cenderamata, menciptakan suasana meriah sekaligus meningkatkan pendapatan lokal.
Sendang Beji Logantung adalah contoh nyata bagaimana kearifan lokal, kepercayaan spiritual, dan pemanfaatan sumber daya alam bisa berpadu secara harmonis, menjadikannya warisan budaya yang hidup dan lestari hingga kini.